Pulau Sumba bukan hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya yang masih lestari hingga kini. Salah satu warisan budaya yang paling menonjol di pulau ini adalah kepercayaan Marapu, sebuah sistem kepercayaan tradisional yang menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sumba. Marapu bukan sekadar kepercayaan spiritual, tetapi juga membentuk cara hidup, struktur sosial, dan nilai-nilai masyarakat di pulau eksotis ini.

Apa Itu Marapu?
Marapu adalah kepercayaan leluhur yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Sumba, terutama di daerah pedalaman dan desa adat. Dalam sistem kepercayaan ini, roh leluhur (marapu) diyakini memiliki kekuatan untuk melindungi, memberkati, atau bahkan menghukum keturunan mereka. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dan leluhur dianggap sangat sakral dan harus dijaga dengan berbagai upacara dan ritus adat.
Struktur Kehidupan dalam Marapu
Budaya Marapu mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara bertani, membangun rumah, hingga pernikahan dan kematian. Rumah adat Sumba, yang dikenal dengan nama uma bokulu, dibangun dengan bentuk khas seperti menara tinggi, sebagai simbol hubungan antara dunia atas (para dewa), dunia manusia, dan dunia arwah. Di bagian dalam rumah, terdapat ruang khusus yang tidak boleh dimasuki sembarangan karena dipercaya sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur.
Salah satu bentuk penghormatan tertinggi kepada leluhur dalam budaya Marapu adalah melalui ritual pemakaman megalitik. Kuburan batu besar yang bisa dilihat di desa-desa adat seperti Ratenggaro dan Praijing, adalah bukti nyata dari pentingnya kematian dan penghormatan leluhur dalam budaya ini. Proses pemakaman bisa memakan waktu lama dan biaya besar karena harus memenuhi berbagai syarat adat.
Upacara dan Ritual
Dalam budaya Marapu, setiap siklus kehidupan disertai oleh upacara adat. Salah satu ritual terkenal adalah Pasola, yaitu pertarungan berkuda menggunakan lembing kayu yang digelar untuk menghormati leluhur dan memohon kesuburan tanah. Pasola bukan hanya tontonan atraktif, tapi juga sarat nilai spiritual. Upacara ini biasanya diadakan di Sumba Barat dan Sumba Tengah setiap awal tahun, dan menjadi daya tarik wisata budaya tersendiri.
Selain Pasola, masyarakat Marapu juga mengadakan berbagai upacara saat musim panen, pembangunan rumah, hingga saat memohon hujan. Semua ritual dilakukan oleh rato, pemuka adat yang dianggap memiliki kemampuan spiritual dan pengetahuan mendalam tentang ajaran Marapu.
Warisan Budaya yang Terus Dijaga
Meskipun zaman telah berubah dan agama-agama modern mulai masuk ke Sumba, budaya Marapu tetap dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat, terutama di wilayah pedalaman. Pemerintah daerah dan lembaga adat pun aktif melestarikan tradisi ini melalui pendidikan budaya dan festival-festival lokal.
Sebagai wisatawan, mengunjungi desa-desa adat di Sumba bukan hanya tentang melihat rumah tradisional, tetapi juga menyaksikan bagaimana kearifan lokal dan nilai spiritual hidup berdampingan dengan alam. Dengan sikap hormat dan ketulusan, kita bisa belajar banyak dari budaya yang telah bertahan ratusan tahun ini.
Marapu bukan sekadar budaya, melainkan jiwa dari masyarakat Sumba. Sebuah sistem yang mengajarkan keharmonisan dengan leluhur, sesama manusia, dan alam. Jika Anda berkunjung ke Pulau Sumba, sempatkanlah mengenal lebih dalam tentang Marapu, dan rasakan kedekatan spiritual yang mungkin belum pernah Anda temui di tempat lain.
